SAAT CINTA INGIN PERGI
Akhirnya  sudah genap satu bulan Cinta jadian dengan Randy. Debar-debar bahagia  di hati Cinta menemaninya saat berangkat ke sekolah pagi itu. Ia tak  sabar ingin segera bertemu dengan Randy.
“Semoga  saja Randy nggak lupa dengan hari speciall ini, karena aku sayang  banget sama dia.” kata Cinta sambil mnyemprotkan parfum yang super mahal  dan super wangi dari Paris ke tubuhnya yang ngegemesin itu. Anehnya,  Cinta hanya memakai parfum itu saat ia ingin ketemu Randy. Kalau  ditanya, paling alasannya sama, kalau itu parfum mahal yang hanya  dipakai saat akan ketemu orang yang dicintainya. Jadi jangan tanya  mengenai parfum itu ke Cinta, karena jawabannya akan tetap sama saja.
“Sayang,,, kamu sarapan dulu yah sebelum berangkat ke sekolah…!” seru mama Cinta mengingatkan.
“Ntar aku sarapan di kantin sekolah aja, Ma… Soalnya aku udah telat….” kata Cinta sambil keluar dari dalam kamarnya.
“Ya udah,, kamu diantar supir aja biar cepat.”
“Nggak  ah, Ma… Aku kan bukan anak kecil lagi yang mesti diantar jemput. Aku  bisa bawa mobil sendiri kok.. Lagipula aku udah kelas 2 SMA loh,,, Mama  nggak lupa kan…..?” tanya Cinta ngegodain mamanya.
“Mama nggak lupa kok, sayang…. Sekarang kamu berangkat aja, ntar kamu telat...”
“Oke, Ma… Cinta pergi dulu….” kata Cinta sambil mencium tangan mamanya dan beranjak ke garasi mobil.
Cinta  yang baru saja mahir mengendarai mobil langsung tancap gas menuju  sekolah. Ia benar-benar pengen ketemu Randy. Hmm,, Randy emang pujaan  hati Cinta. Sebenarnya dari kelas 1 SMA Cinta naksir berat sama Randy,  tapi baru bulan yang lalu keinginan Cinta untuk bersama Randy  terwujudkan.
Setiba  di sekolah, Cinta langsung menuju ke kelas Randy. Namun, belum sempat  ia bertemu Randy, bel tanda masuk sudah berbunyi. Akhirnya ia menunda  untuk bertemu dengan Randy hingga jam istirahat tiba.
**
“Tar, kamu liat Randy nggak…?” tanya Cinta pada Tara, sahabatnya, saat jam istirahat.
“Nggak.. Dari tadi pagi aku nggak ngeliat batang hidungnya. Mungkin dia nggak masuk..” jawab Tara.
“Aduhh,,, dia kemana sih…?”
“Emangnya kamu ada perlu apa sama dia…? Tumben kamu nyariin dia..”
“Nggak kok. Cuma pengen nanya sesuatu aja ke dia…”
Tara  hanya manggut-manggut mendengar jawaban sahabatnya itu. Ya, Tara memang  nggak tau hubungan antara Cinta dan Randy, meskipun Tara adalah sahabat  baik Cinta. Sebenarnya Cinta ingin memberi tahu Tara. Tapi Randy nggak  mau kalau hubungan mereka diketahui banyak orang. Cinta bahkan nggak  tahu alasan Randy sehingga menyembunyikan hubungan mereka dari Tara.  Ternyata Cinta yang dikenal sebagai cewek yang agresif bisa juga nyimpan  rahasia pada sahabatnya hanya karena cinta dan sayangnya pada Randy.
“Aduhhh,,,  Randy kemana sih…?? SMS aku nggak dibalas, telvon juga nggak bisa….  Ahhh,, bikin sebel….” gerutu Cinta saat tiba di rumah siang itu.
“Randy  nggak biasanya kayak gini. Aku juga nggak ada masalah sama dia, tapi  kenapa dia kayak gini…?” Pertanyaan itu selalu berdengung di benak  Cinta. Ia merasa heran dengan Randy yang tiba-tiba menghilang tanpa  kabar seperti ditelan bumi atau ditelan lautan atau......apalah. Yang  pasti ia nggak bisa nemuin Randy dimana-mana. Pertemuannya dengan Randy  hari itu batal total, dan perasaannya yang bahagia kini berubah menjadi  kesal dan penuh pertanyaan kenapa, bagaimana, dan mengapa….??? Agghh,  semuanya sama saja..
**
Keesokan  harinya, Cinta terbangun dengan lemas. Ia masih teringat dengan  kejadian kemarin yang membuatnya sedikit pusing. Jam demi jam telah  berlalu sangat cepat baginya, hingga ia hanya bisa melamun sendirian di  kantin sekolah.
“Hai, Cin… Kok ngelamun aja…??” tanya Tara sambil memegangi bahu sahabatnya itu.
“Nggak apa-apa.. Aku Cuma lagi nggak enak badan aja..”
“Owh….” Tara hanya bisa bergumam nggak jelas.
“Tar, kamu liat Randy nggak….?” Tanya Cinta dengan hati-hati dan sesekali menggigit bibir bawahnya.
“Hmm,,,  aku mulai curiga nih…. Dari kemarin kamu selalu nanyain keberadaan  Randy. Jangan-jangan kamu naksir Randy lagi………” Tara mulai curiga dengan  sikap Cinta yang agak berubah.
“Ng,, nggak kok. Lagi ada perlu aja sama dia…”
“Owh,,  kirain kamu mau jadi orang ketiga antara hubungan Randy dan Jessica.”  kata Tara yang membuat jantung Cinta hampir copot karena saking  kagetnya.
“Maa,,, maksud kamu Randy dan Jessica masih pacaran sampai saat ini….?” tanya Cinta.
“Ya iyalah. Mereka kan pasangan yang serasi banget dan nggak bisa dipisahin oleh siapa pun…”
Cinta  terdiam. Ia nggak bisa berkata apa-apa lagi. Ia juga nggak tahu harus  berbuat apa. Badannya sudah terasa kaku dan matanya mulai mengeluarkan  titik-titik air. Dalam hati Cinta berkata kalau Randy itu brengsek  banget, ia nggak bisa ngertiin perasaannya dan dia juga udah bohongin  dan khianatin kepercayaan Cinta.
“Pantasan  aja dia nggak mau kalau hubungan kami diketahui banyak orang.  Ternyata,,, aghh……. Aku harus minta penjelasan dari Randy sekarang. Aku  harus tahu yang sebenarnya.”
Sepulang sekolah hari itu, Cinta langsung tancap gas untuk bertemu dengan Randy di taman kota siang itu juga.
Dari  kejauhan, Randy udah kelihatan sedang duduk di kursi taman dengan  gelisah menunggu kedatangan Cinta. Cinta pun menghampirinya.
“Ehm, udah lama nunggu……??” sapa Cinta hanya untuk sekedar basa-basi.
“Lumayan. Oh ya, kamu bilang ada sesuatu yang mau kamu tanyain ke aku. Memangnya apa…?”
“Hmm….  Aku nggak nyangka ternyata kamu udah bohongin aku. Kamu masih pacaran  kan dengan Jessica….? Kamu jahat tahu nggak……” kata Cinta mulai kesal.
“Maafin  aku, Cin. Aku memang belum putus dengan Jessica. Tapi aku punya alasan  tersendiri kenapa aku masih pertahanin hubungan aku dengan Jessica.”  raut wajah Randy yang kelihatan sangat tulus membuat hati Cinta membeku.
“Alasan apa…?” tanya Cinta seakan menyembunyikan perasaannya yang luluh melihat raut wajah Randy.
“Sebenarnya  Jessica sedang sakit parah. Ia mengidap kanker otak dan divonis umurnya  tidak akan lama lagi. Aku nggak tega mutusin Jessica di saat-saat  terakhirnya menjalani hidup. Aku ingin bahagiain dia sebelum ia pergi  untuk selamanya, Cin..”
Cinta hanya bisa terdiam membisu mendengar ucapan Randy. Ia nggak tahu mesti berbuat apa sekarang.
“Cin,  aku sayang sama kamu. Tapi untuk kali ini tolong ijinin aku  ngebahagiain Jessica untuk terakhir kalinya. Kita nggak perlu putus  sekarang, kamu hanya harus lebih bersabar dan mengerti aja.” kata Randy  sambil membelai rambut Cinta yang terurai panjang.
“Iya  deh.” Cinta hanya pasrah menjawab. Ia seperti telah terhipnotis oleh  kata-kata dan belaian tangan Randy yang membuat hatinya bergetar.  Apalagi senyuman dan tatapan Randy yang begitu tulus padanya. Ohh,,, itu  yang membuat Cinta nggak bisa jauh dari Randy, meski dunia terbagi dua,  ataupun terbagi sepuluh sekalipun.
Setelah  pertemuan itu, hubungan Cinta dan Randy makin hancur. Mereka nggak lagi  ketemuan, telvonan maupun SMSan. Cinta merasa tertekan dengan keadaan  ini. Berkali-kali ia mencoba menghubungi Randy, tetapi jawaban Randy  hanya membuat goresan luka di hati Cinta semakin dalam.
**
Satu  minggu setelah pertemuannya dengan Randy, Cinta yang biasanya bangun  dengan senyuman kecut tiba-tiba pagi itu ia mulai berubah.
“Cinta, Mama senang liat kamu nggak murung dan sedih lagi sekarang.” kata Mama Cinta padanya saat sarapan pagi.
“Cinta  ingin bahagia, Ma. Cinta nggak mau murung terus karena aku yakin kalau  cinta aku akan datang, Ma. Oh ya, Cinta berangkat dulu ya, Ma…” pamit  Cinta pada mamanya.
“Iya, sayang. Hati-hati di jalan dan jangan ngebut-ngebut ya…..!”
“Iya,  Ma….!” Cinta berjalan keluar menuju garasi mobil namun baru bebarapa  langkah ia berjalan, ia langsung berbalik dan berlari memeluk mamanya.
“Ma, Cinta sayang Mama. Cinta akan selalu ada buat Mama. Love You, Mom……..!” kata Cinta seperti nggak sadar.
“Love you too…. Tapi tumben kamu bilang itu ke mama..”
“Hmm,,,  lagi pengen bilang itu aja ke Mama sekarang. Udah ya, Ma…. Bye…..!!”  Cinta kemudian kembali ke garasi mobil. Ia langsung tancap gas menuju  sekolah.
Di  saat yang bersamaan, Randy juga berangkat ke sekolah. Namun setiba di  sekolah, ia melihat keanehan yang membuat berbagai pertanyaan aneh di  otaknya yang agak aneh juga. Lapangan yang biasanya ramai, sekarang  sudah seperti kuburan yang tak dihuni. Semua siswa baik cewek maupun  cowok terlihat sangat sedih dan bahkan ada yang histeris menangis nggak  jelas seperti orang kesurupan dan semacamnya.
“Ada  apa ini??? Kenapa semua siswa menjadi cengeng??? Apa yang terjadi  sebenarnya???” tanya Randy dalam hati sambil berjalan menyusuri teras  kelas yang sepi tak bernyawa, hingga akhirnya bertemu dengan Tara.
“Tar, sebenarnya apa yang terjadi…?? Kenapa semua anak-anak menangis nggak jelas gitu….??”
“Hmm,,, Cinta………..” Tara memotong ucapannya membuat Randy semakin penasaran.
“Cinta….?? Cinta kenapa, Tar…..??” tubuh Randy terasa gemetar dan perasaannya mulai tidak tenang.
“Cinta  meninggal karena kecelakaan tadi pagi saat akan berangkat sekolah……..”  Tara mulai nangis lagi membuat hati Randy makin teriris. Randy hanya  diam membisu mendengar ucapan Tara. “Ran, ada sebuah catatan kecil yang  aku dapat di laci meja Cinta.. Mungkin ini ada hubungannya dengan kamu…”  Tara menyodorkan selembar kertas kecil yang berisi tulisan tangan  Cinta. Itu seperti selembar diary tetapi lebih pantas bila disebut  sebagai catatan unek-unek. Dengan perasaan aneh, Randy membaca surat  tersebut.
“Aku  sangat mencintai dan menyayangi Randy. Aku nggak mau kehilangan Randy.  Tapi kenapa sekarang Randy lebih perhatian sama Jessica dibanding dengan  aku. Tuhan, seandainya aku diberikan penyakit yang parah bahkan lebih  parah dari Jessica, mungkin dengan itu maka Randy akan  lebih sayang dan perhatian sama aku. Tuhan, aku rela sakit parah bahkan  lebih dari itu asalkan Randy kembali menyayangiku, karena aku sangat  mencintai Randy. Aku berjanji akan menjadi malaikat pelindungnya saat  aku telah tiada nanti. Cinta Love Randy,,,,,,,,”
Air  mata Randy mulai jatuh membaca selembar surat itu. Ia tidak menyangka  akan terjadi hal yang buruk pada Cinta hanya karena dirinya. Ia menyesal  sempat menyianyiakan cintanya yang tulus dan murni pada Cinta.
“Cinta,  aku sayang kamu, aku berjanji kalau kamu akan selalu ada di hatiku  meskipun kita ada di dunia berbeda. Aku yakin kamu akan menjadi malaikat  pelindungku yang akan selalu ada disampingku…. Love you Cinta………”
Randy  hanya bisa memandangi tulisan tangan Cinta yang menggores hatinya  hingga terasa sangat sakit. Sementara Cinta hanya bisa melihat Randy dan  menjawab kata-kata Randy “Love you too Randy…..” tanpa bisa menyentuh  dan memeluknya dalam kehangatan romantis nan seram.
***


Tidak ada komentar:
Posting Komentar